PENDAHULUAN
Modul 5 akan mengajak peserta pelatihan untuk memahami
Strategi Pembelajaran Berbasis TIK. Setelah mengikuti pelatihan dengan
menggunakan modul 5, diharapkan peserta pelatihan akan memahami tentang
perbandingan model pembelajaran konvensional dan pembelajaran berbasis TIK,
model pembelajaran berbasis TIK, langkah-langkah pengembangan pembelajaran
berbasis TIK, serta kondisi prasarat untuk mengambangkan pembelajaran berbasis
TIK.
Modul ini dirancang untuk disajikan dalam waktu 2 x 45
menit. Pada saat pelatihan, diupayakan semua peserta terlibat dalam membahas
dan mendalami modul ini. Diskusi yang diselenggarakan bisa melalui eksplorasi
pengalaman peserta, memberikan masukan, dan/atau menyajikan
pengetahuan/teori/paktek dari berbagai sumber yang telah dimiliki peserta. Tutor
lebih banyak bertindak sebagai fasilitator. Hargai setiap pendapat yang
disampaikan peserta. Setiap sub topik yang dibahas, disimpulkan sehingga
menjadi kesepakatan bersama.
KEGIATAN BELAJAR 1
PEMBELAJARAN YANG IDEAL
Berikut ini adalah beberapa kasus yang diangkat dari
temuan di lapangan dalam proses pembelajaran di dalam kelas .
Kasus 1:
Seorang guru merenung. Dia merasa bahwa sudah segala
daya, upaya, dan tenaga dikerahkan, tetapi siswanya masih belum nampak terlibat
dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru sudah berapi-api
mengajar, suara sudah sekeras mungkin dikeluarkan, tulisan di papan tulis pun selain
sudah jelas juga besar. Dia merasa bahwa perjuangan tersebut sia-sia, karena beberapa
siswa matanya lebih banyak melihat ke luar jendela kelas, siswa lain sibuk mengobrol
dengan teman sebangkunya, yang lainnya nampak berulang-ulang melihat jam
seperti ingin mempercepat berjalannya waktu. Secara umum, pembelajaran yang
diselenggarakan guru tidak menarik bagi siswa.
Kasus 2:
Seorang siswa menyanggah teori yang baru saja disampaikan
gurunya dalam pembelajaran dalam kelas. Guru dan siswa saling beradu
argumentasi, kedua-duanya saling mempertahankan pemahaman yang mereka miliki. Masing-masing
tidak dapat menjelaskan kebenaran dalam
kekiniannya. Sampai dengan berakhirnya pembelajaran, tidak ada kesepakatan
yang dapat diambil.
Kasus 3:
Sesaat akan dimulainya pembelajaran, siswa menampilkan mimik ketidaksabaran untuk
segera mengikuti proses pembelajaran. Siswa menampilkan kesan seolah-olah
menanti sebuah pertunjukkan spektakuler dari seseorang yang diidolakan. Kelas
terasa hangat. Begitu pembelajaran dimulai, Guru tampil dengan senyum yang
segar, mulai membuka pertunjukkan.
Pada bagian pembukaan pembelajaran, Guru menyajikan stimulus yang dikemas
sedimikian rupa sehingga memunculkan rangsangan response luar biasa pada diri
siswa. Siswa aktif dan kreatif dalam mencari pengetahuan yang hanya diarahkan
guru. Siswa seolah-olah yang memegang kendali pembelajaran. Siswa merasa bahwa
dia sangat butuh dan ingin menuntaskan kepenasaran dari stimulus yang diberikan
guru. Akibatnya, guru tidak perlu bersusah payah menghabiskan tenaga. Guru
hanya mengarahkan, melayani pertanyaan, serta menjadi pemberi kemudahan bagi
siswa (fasilitator). Pada saat
terdengar bel tanda berakhirnya pembelajaran, terdengar suara siswa yang
menyayangkan waktu terlalu cepat berlalu. Terasa aroma pembelajaran yang
bermakna, dialogis, dinamis, serta bermuara pada pembelajaran yang
menyenangkan.
Diskusikan antar peserta :
1.
Apa pandangan peserta terhadap setiap kasus tersebut?
2.
Manakah diantara kasus tersebut yang pernah dialami?
3.
Kasus manakah yang paling ideal terjadi dalam pembelajaran?
4.
Bagaimanakah upaya agar pembelajaran ideal tersebut dapat terjadi?
Diharapkan peserta tidak setuju dengan kasus 1 dan kasus
2, dengan pembelajaran yang satu arah, guru mendominasi pembelajaran, guru
sebagai pusat pembelajaran, guru sebagai satu-satunya sumber ilmu, tidak ada
media pedukung (hanya teori), siswa pasif, siswa bosan, pembelajaran tidak
menyenangkan, pembelajaran tidak bermakna, hasil pembelajaran tidak
membanggakan.
Diharapkan peserta setuju dan mengidam-idamkan kasus 3.
Pembelajaran yang ideal. Guru tidak lagi mendominasi pembelajaran, siswa
sebagai subjek pembelajaran, guru kreatif dan inovatif dalam merencanakan
pembelajaran, pembeajaran berorientasi kepada kehidupan nyata tidak hanya
kepada buku.
Jika dilihat dari perkembangan media yang digunakan dalam
pembelajaran di dalam kelas, dapat diurutkan bahwa pembelajaran formal dimulai
dari masa blackboard, whiteboard, keyboard, dan akhir-akhir ini telah banyak yang mengembangkan virtualboard. Hal ini dapat dilihat
dalam cuplikan film (salah satu) yang dapat diunduh dari YouTube dengan judul MIT
Sketching.
Dalam film tersebut Nampak seorang guru dapat mengajar
dengan dinamika dan media yang mengarah kepada realistis. Guru menggambarkan
objek dipapan tulis (whiteboard) tetapi objek yang digambarkan guru dapat
dikendalikan (dihidupkan). Akibatnya, siswa tidak hanya mendapatkan cerita
belaka tetapi dapat melihat secara nyata.
Cerita tentang perubahan media pembelajaran dari
blackboard hingga virtualboard, dapat dipertegas dengan menampilkan video dari
sebuah produsen handphone yang bercerita tentang dunia komunikasi digital yang
semakin canggih. Seorang Ibu Guru menjelaskan materi di Jepang dengan
menggunakan virtualboard, seorang siswi berkomunikasi dengan Ibunya menggunakan
fasilitas ViCon dengan HandPhone.
Agar peserta lebih menyadari bahwa jika belum mulai
menggunakan media sebagai alat bantu pembelajaran (sementara di dunia luar
telah terjadi perkembangan digital yang semakin canggih), dapat pula disajikan
film dari Microsoft tentang Surfacing
Computer. Sebuah media computer yang tidak lagi menggunakan keyboard dan layar monitor, melainkan
sebuah meja menjadi screentouch
sekaligus monitor.
Pembelajaran tidak hanya diselenggarakan di dalam ruang
kelas dan pada jam belajar formal. Tidak sedikit pula guru yang telah
menyelenggarakan pembelajaran yang tidak hanya dibatasi ruang dan waktu (Modul
1). Sebelum atau setelah pembelajaran di
dalam kelas diselenggarakan, guru telah/akan menugaskan kepada siswa untuk
mencari berbagai sumber ilmu dengan berbagai cara/media sesuai dengan
perkembangan teknologi digital.
Diskusikan antar peserta :
1.
Seberapa pentingkah media pembelajaran dibutuhkan dalam menunjang
pembelajaran?
2.
Media seperti apakah yang paling ideal digunakan dalam pembelajaran?
3.
Media apa yang dibutuhkan agar pembelajaran yang dilakukan siswa dapat
berlangsung tanpa dibatasi ruang dan
waktu?
4.
Sesering apakah peserta menggunakan media pembelajaran berbasis TIK?
5.
Pernahkan peserta menyelenggarakan pembelajaran tanpa dibatasi ruang dan
waktu? Seperti apa yang sudah dilakukan peserta dalam menyelenggarakan
pembelajaran yang tidak hanya diselenggarakan di dalam kelas saja?
Paltimer
(1991) membandingkan pembelajaran kalkulus yang menggunakan computer dengan
pembelajaran konvensional menujukkan bahwa hasil pembelajaran berbasis komputer
lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Tetapi, tidak setiap pembelajaran harus diselenggarakan
melalui pembelajaran berbasis TIK. Beberapa kegiatan pembelajaran masih harus
diselenggarakan dengan pembelajaran konvensional.
Diskusikan perbandingan kekuatan (strength) antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran
berbasis TIK:
Pembelajaran konvensional
|
Pembelajaran berbasis TIK
|
- Murah
|
- Bisa menvisualisasikan peristiwa yang
berbahaya, sulit di praktekkan
|
- Mudah dilaksanakan
|
- Fleksibel (tdk terbatas
ruang dan waktu)
|
- Interaksi
antara guru dan siswa lebih cepat
|
|
Diskusikan perbandingan kelemahan (weaknesses) antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran
berbasis TIK:
Pembelajaran konvensional
|
Pembelajaran berbasis TIK
|
Kurang bisa mengakomodasi
kecepatan belajar siswa
|
Mahal dalam penyiapan infra
struktur
|
Koneksititas jaringan
|
|
Peserta menuliskan di kertas karton yang sudah ditempel
dan memuat table tersebut. Peserta berdiskusi, mana yang disetujui sebagai hal
benar tentang kekuatan dan kelemahan perbedaan antara pembelajaran konvensional
dengan pembelajaran berbasis TIK. Jika ada isian yang sama pengertiannya,
dirangkumkan menjadi satu pernyataan.
Model Pembelajaran Berbasis
TIK:
Teori belajar behaviorisme berpandangan bahwa proses
pembelajaran terjadi sebagai hasil pengajaran yang disampaikan guru melalui
atau dengan bantuan media (alat). Sedangkan teori belajar konstruktivisme
berpandangan bahwa media digunakan sebagai sesuatu yang memberikan kemungkinan
siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan. Kozma (1991) menyatakan bahwa
media dapat dibedakan dari teknologi (mekanik, elektronik, bentk fisik), sistem
simbolik (karakter alpha-numerik, objek, gambar, suara) serta sarana yang
digunakan (radio, video, komputer, buku).
Peserta dibagi kertas yang berisi pertanyaan-perntanyaan
di bawah ini. Peserta memberikan respon pada kertas yang dibagikan. Setelah
selesai, peserta dapat membacakan respon masing-masing. Setelah selesai,
seluruh peserta diajak untuk menarik kesimpulan atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
Diskusikan antar peserta:
1.
Apa pengertian BELAJAR yang Anda ketahui?
2. Teori belajar
apa yang pernah Anda ketahui dan pahami?
3. Sebutkan gaya
belajar yang Anda ketahui.
4. Adakah
hububungan antara kebutuhan media pembelajaran dengan proses pembelajaran dalam
meningkatkan mutu hasil belajar?
5. Jika Anda
mempunyai kemampuan dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis komputer,
aspek apa saja yang harus menjadi bahan pertimbangan (persyaratan) dalam
pengembangan media pembelajaran yang baik?
6. Jelaskan
model pembelajaran berbasis TIK yang Anda ketahui?
7. Pada saat
Anda akan mengembangkan media pembelajaran, bagaimanakah urutan proses yang
Anda tempuh dalam mengembangkan media pembelajaran hingga siap digunakan?
Kondisi Prasyarat
Banyak siswa merasa mudah memproses informasi
yang berbentuk visual, sementara siswa lainnya merasa mudah bila ada suara,
tetapi ada pula sebagian siswa yang merasa mudah apabila sumber informasi
disajikan dalam bentuk teks (Anderson, 1981).
Pada dasarnya, pembelajaran diselenggarakan
dengan harapan agar siswa mampu menangkap/menerima, memproses, menyimpan, serta
mengeluarkan informasi yang telah diolahnya. Gardner (1983) mengemukakan bahwa
kemampuan memproses informasi itu dalam bentuk tujuh kecerdasan, yaitu (1)
logis-matematis, (2) spasial, (3) linguistik, (4) kinestetik-keperagaan, (5)
musik, (6) interpersonal, dan (7) intrapersonal. Media yang dapat mengakomodir
persyaratan-persyaratan tersebut adalah komputer. Komputer mampu menyajikan informasi
yang dapat berbentuk video, audio, teks, grafik dan animasi (simulasi).
Disisi lain, guru memerlukan kemampuan khusus
dalam menyelenggarakan pembelajaran berbasis TIK. Selain kemampuan, perlu pula
disiapkan perangkat pendukung kegiatan pembelajaran berbasis TIK.
Diskusikan antar peserta :
Dipandang dari berbagai sisi, prasyarat apa saja
yang diperlukan untuk penyelenggaraan pembelajaran
berbasis TIK?
Diharapkan akan diperoleh kesepakatan tentang :
1.
SDM
(guru)
2.
Perangkat
(hardware/software/Silabus/RPP)
3.
Kebijakan
yang mendukung terselenggaranya kegiatan pembelajaran berbasis TIK
KEGIATAN BELAJAR 2
1. Eksplorasi pengalaman peserta yang telah menyelenggarakan
pembelajaran berbasis TIK
2. Diskusi identifikasi berbagai strategi pembelajaran berbasis TIK
3. Pemodelan strategi pembelajaran berbasis TIK
4. Merancang strategi pembelajaran berbasis TIK
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan strategi Pembelajaran berbasis TIK
1.
SDM
2.
Infrastruktur
3.
Kebijakan
Strategi pembelajaran meliputi :
·
Tahap Persiapan ( Analisis kurikulum, Analisis kebutuhan, Desain )
·
Tahap Pembelajaran ( Klasikal, Kelompok. Individual)
·
Tahap Evaluasi
Diharapkan tersusun beberapa
strategi pembelajaran berbasis TIK yang disesuaikan dengan kondisi sekolah
PENUTUP
Komputer sebagai sarana interaktif dapat
digunakan sebagai alternative bentuk pembelajaran terprogram (Programmed
Instruction) yang dilandasi hukum akibat (Law of Effect). Dalam hukum
akibat, asumsi yang diyakini adalah tingkah laku yang didasari rasa senang
akan merangsang untuk dilakukan serta dikerjakan secara berulang-ulang (S-R).
Sangat banyak pakar pendidikan yang melakukan
penelitian dan berkesimpulan ke arah positifnya pemanfaatan komputer sebagai
media bantu pembelajaran. Arnold (1992) menyatakan para guru masih dihadapkan
pada suatu ironi bahwa meskipun komputer merupakan media sangat potensial pada
proses pembelajaran, akan tetapi masih sedikit yang mau dan mampu
menggunakannya. Ketidakmauan dan/atau ketidakmapuan tersebut disebabkan
berbagai factor, baik internal (diri guru sendiri) maupun factor eksternal
(fasilitas dan kebijakan).
Poin penting yang diharapkan muncul dalam
kesimpulan yang ditarik oleh para peserta dan fasilitator adalah :
1.
Pembelajaran
berbasis TIK sudah saatnya mulai dikembangkan dan digunakan dalam proses
pembelajaran.
2.
Model
pembelajaran yang mendukung kepada pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK.
3.
Langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi
pembelajaran berbasis TIK.
4.
Kondisi
prasayarat yang harus tersedia agar proses pembelajaran berbasis TIK dapat
berjalan.
1 komentar:
semangat buat para guru
Posting Komentar